Bersama Syeh Ali jabir di madinah



Ziarah kubur pada awal islam memang ada pelarangan di antara faktor masih lemahnya umat islam dan dekatnya masa itu dng zaman jahiliyah, sehingga pintu  yg mana bisa membawa untuk menuju kembali ke musrikan di tutup.

Kemudian diperbolihkan oleh baginda rasul saw. 


Adapun masalah tawasul pada ahli qubur,memang ulama ada yg tetep tidak meperbolihkan,seperti pengikut Muhammad bin Abdul wahab,

Bagi Ahlusunnah seprti Nu di indonesia suatu hal yg biasa dan tidak masalah dan bermasalh dalam aqidah.


Diantara dalil-dalil Sya’i tentang disunahkannya ziarah adalah sebagaimana hadist-hadist berikut. 

عَنْ بَرِيْدَةَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُوْرِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِىْ زِيَارَةِ قَبْرِ اُمَّةِ فَزُوْرُوْهَا فَاِنَّهَا تُذَكِّرُ اْلآخِرَةِ.(رواه الترمذي.٩٧٠)

“Dari Buraidah, ia berkata Rosululloh SAW bersabda “Saya pernah melarang kamu berziarah kubur. Tapi sekarang Muhammad telah diberi izin untuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang berziarahlah! Karena perbuatan itu dapat mengingatkan kamu pada akhirat.

Disebut dalam kitab Kasyf As-Syubuhat, hlm 39 :

عَنْ هِشَامِ بْنِ سَاِلمِ قَالَ: عَاشَتْ فَاطِمَةَ بَعْدَ اَبِيْهَا خَمْسَةَ وَسَبْعِيْنَ يَوْمًا لمَ ْتُرَى-كََاشِرَةٌ وَلَا صَاحِكَةٌ تَأْتِى قُبُوْرَ الشُّهَدَاءِ فِىْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّتَيْنِ اْلاِثْنَيْنِ وَاْلخَمِيْسِ فَتَقُوْلُوْهَا هُنَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ.

Hadist dari Hisyam bin Salim:setelah 75 hari ayahnya ( Nabi Muhammad ) meninggal, Fathimah tidak lagi murung,ia selalu ziarah ke makam para Syuhada dua hari dalam seminggu, yakni setiap Senin dan Kamis, sambil berucap: disini makam Rosululloh.


Dalam Kasyf as-Syubuhat, hlm 39 disebutkan dalam hadist sebagai berikut :

وَرَوَى اَيْضًا الِتْرِمذِي وَالْحَاكِمُ فِي نَوَادِرِ اْلاُصُوْلِ مِنْ حَدِيْثِ عَبْدِ اْلغَفُوْرُِ بْنِ عَبْدِ اْلعَزِيْزِ عَنْ اَبِيْهِ مِنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَعَرَّضَ عَلَى اْلاَنْبِيَاءِ وَعَلَى اْلاَبَاءِ وَاْلاُمَّهَاتِ يَوْمَ الْجُمْعَةِ فَيَفْرَحُوْنَ بِحَسَانَتِهِمْ وَتُزْدَادُ وُجُوْهُهُمْ بَيَاضًا وَاَشْرَافًا. 

Sebuah hadist yang diriwayatkan Tirmidzi dan Hakim dalam kitab Nawadir al-Ushul, hadist dari Abdul Ghafur bin Abdul Aziz, dari ayahnya, dari kakaknya, dia mengatakan bahwa Rosululloh bersabda: Bahwa amal manusia itu dilaporkan kepada Alloh setiap hari Senin dan Kamis, lalu diberitahukan kepada para Nabi, kepada bapak-bapak, ibu-ibu mereka yang lebih dulu meninggal pada hari Jum’at. Mereka gembira bila melihat amal-amal baiknya, sehingga tampak wajahnya bersinar putih berseri.

Dalam kitab Kasyf as-Syubuhat as-Syaikh Mahmud Hasan Rabi hlm. 129 diterangkan tentang ziarah dan amalan-amalannya:

(قَالَ النَّوَاوِيُّ) فِىْ شَرْحِ اْلمُهَذَّبِى يُسْتَحَبُّ يَعْنِى لِزَائِرِ اْلاَمْوَاتِ اَنْ يَقْرَأَ مِنَ اْلقُرْآنِ مَا تَيَسَّرَ وَيَدْعُوْ لَهُمْ عُْبَاهَا نَصَّ عَلَيْهِ الشَّفِعِيُّ وَالتَّفَقَ عَلَيْهِ اْلاَصْحَاب

Dalam Syarh al-Muhadzdzab imam an-Nawawi berkata adalah disunahkan bagi seorang yang berziarah kepada orang mati agar membaca ayat-ayat Al’quran sekadarnya dan berdo’a untuknya. Keterangan ini diambil dari teks imam Syafi’I dan disepakati oleh para ulama yang lainnya.
Dalam kitab Nahjal al-Balaghah, hlm. 394-396 disebutkan sebuah hadist Nabi :

                     Menumen Syuhada uhud.




وَكَانَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُوْرُ قُبُوْرَ شُهَدَاءِ أُحُدٍ وَقُبُوْرَ اَهْلِ اْلبَقِيْعِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَيَدْعُوْ لَهُمْ بِمَا تَقَدَّمَ ( رواه مسلم واحمد وابن ماجه.)

Rosululloh berziarah ke makam Syuhada ( orang-orang mati sahid ) dalam perang uhud dan makam keluarga Baqi’ dia mengucapkan salam dan mendo’akan mereka atas amal-amal yang telah mereka kerjakan 
(HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).

Disebutkan dalam kitab I’anat at-Thalibin juz II hlm.142:

فَقَدْ رَوَى اْلحَاكِمُ عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَنْ زَارَ قَبْرَ اَبَوَيْهِ اوَ ْاَحَدَهُمَا فِيْ كُلِّ جُمْعَةٍ مَرَّةً غَفَّرَ اللهُ لَهُ وَكَانَ بَارًّا بِوَالِدَيْهِ.

Hadist riwayat hakim dari Abu Hurairah Rosululloh bersabda: Siapa ziarah kemakam orang tuanya setiap hari Jum’at, Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya dan mencatatnya sebagai bukti baktinya kepada orang tua.

Kemudian kaitannya dengan hadist Nabi SAW yang secara tegas menyatakan perempuan berziarah kubur:

عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ زَوَّارَاتِ اْلقُبُوْرِ (رواه احمد ٨٠٩٥ )

“Dari Abu Hurairah R.A bahwa sesungguhnya Rosululloh SAW melaknat wanita yang berziarah kubur.” 
(HR. Ahmad :8095 )

Menyikapi hadist ini ulama menyatakan bahwa larangan itu telah dicabut menjadi sebuah kebolehan berziarah baik bagi laki-laki dan perempuan. Imam al-Tirmidzi menyebutkan dalam kitab as-Sunan: Sebagian ahli ilmu mengaatakan bahwa hadist itu diucapkan sebelum Nabi SAW membolehkan untuk melakukan ziarah kubur. Setelah Rosulullos SAW membolehkannya laki-laki dan perempuan tercakup dalam kebolehan itu.” 
( Sunan at-Thirmidzi :979 ) 

                          Makam Syuhada Uhud.



Ketika berziarah seseorang dianjurkan membaca al’quran atau lainnya,sebagaimana sabda Rosululloh SAW:

عَنْ مُعْقِلِ بْنِ يَسَارٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِقْرَؤُوْ عَلَى مَوْتَاكُمْ “يس” (رواه ابو داود، ٢٧١٤)

Dari Ma’qilbin Yasar R.A berkata, Rosululloh SAW bersabda; Bacalah surat Yasin pada orang-orang mati diantara kamu,. “ (HR. Abu Dawud :2714 )

Dalil-dalil ini membuktikan bahwa ziarah kubur itu memang dianjurkan. Terlebih jika yang diziarahi itu adalah makam para wali dan orang saleh. Ibnu Hajar al-Haitami pernah ditanya tentang berziarah ke makam para wali pada waktu tertentu dengan melakukan perjalanan khusus ke makam mereka. Beliau menjawab berziarah.ke makam para wali adalah ibadah yamg disunahkan. Demikian pula dengan perjalanan kemakam mereka.” 
(Al-Fatawi al-Kubra, juz II hlm. 24)

Berziarah ke makam para wali dan orang-orang shaleh telah menjadi tradisi para ulama salaf. Diantaranya adalah Imam al-Syafi’I R.A jika ada hajat, setiap hari beliau berziarah ke makam Imam Abu Hanifah. Seperfti pengakuan beliau dalam rfiwayat yang shahih.


Dari Ali bin Maimun berkata” Aku mendengar imam al Syafi’i berkata” Aku selalu bertabaruk dengan Abu Hanifah dan berziarah mendatangi makamnya setiap hari. Apabila aku memiliki hajat, maka aku shalat dua rakaat, lalu mendatangi makam beliau,dan aku mohon hajat itu kepada Allah SWT disisi makamnya, sehingga tidak lama kemudian hajatku terkabul.” 
( Tarikh Baghdad,juz 1, hal. 123)

--------------------------------------------

Acara makan bersama di rumah Syeh Ali jabir madinah.


Ada kisah nyata ketika Syeh Ali Jabir ,kehilangan tas koper di Bandara Madinah, kemudian beliau ber usaha mencari kesana kemari tapi tidak mebuahkan hasil bahkan berulang kali balik kebandara dng petugas kepolisian saudi,

Ketika itu Gus di tugaskan kawan nya yg handel biro Haji&umroh yg di makkah Bpk H.Miftah  untuk mendampingi Syeh ali dan penjemputan kedatangan, ternyata beliau di jemput keluarganya yg di madinah dan ad  tas koper beliau yg tertinggal di bandara.

Setelah esok paginya ketemu dng Syeh Ali ,Syeh Ali cerita ke pada Gusnya, bilang ustadz tas saya hilang di bandara, kemudian di jawab sama gusnya untuk menghibur insyaalloh kalu rezki nanti masih ketemu syeh...

Syeh Ali orangnya ramah dan dermawan padahal baru kenal dan ketemu ,kemudian sebelum pergi dari tempat ngobrol beliau memberi bebarapa uang ini ustadz buat beli pulsa.

Kemudian di tanya ama Gusnya apa ciri2 tas tersebut, dan maaf isinya apa kira2, tas dng ciri2 begini tapi sayang tak ad nama biro atau pun nama pemilik tapi masih tersisa label bagasi pesawat saudia.

Sedang isinya minyak Garu titipan imam masjid Nabawi ,nilainya ratusan juta lebih, beliau menyampaikan tanpak tenang walau mungkin merasa sangat berat, saya akan kaged kalu nilai dalam tas koper sangat fantastis.


                  Di rumah Syeh Ali jabir Madinah

Singkat cerita ,kita sebar dan share berita ke hilangan tas ini ke group di antaranya para mutowif di sana tapi nihil hasilnya ,karena tas tanpa identitas nama dan Biro perjalanan.

Menginjak sudah mungkin mau hari ketiga kita mau cek out makkah,suatu ketika gus nya di ajak kawan pas kebetulan umroh juga ,KH.Ahmad Baihaqi dari Bogor tuk ziarah ke sahabat Badar.

Di sana Gusnya ziarah dan Tawasul pd ahli badar minta pada Alloh swt, prihal tas tersebut moga masih bisa di ketemukan.

Berangkat ke Badar lepas dhuhur,kira2 sampai Hotel madinah kembali lepas sholat isya'.
Baru sampai dari Badar duduk di restoran Hotel minum bikin kopi ,tiba tiba gus denger ada orang cerita prihal ada tas yg tak ada nama dan mau di buang atau di tinggal saja.

Padahal ini rombongan lain juga tidak kenal sama sekali , Gus dalam hati terbersit coba saya lihat mungkin ini tas yg di cari syeh, singkat cerita dari kabar yg ndak jelas tadi di lacak saja sam Gus nya ,padahal hotel kan tahu sendiri penghuninya banyak orang dari macem negara dan juga banyak kamar.

Setelah ketok pintu sana sini naik lantai satu dua, akhirnya ada tas bagasi bentuk sesuai ciri ciri, kemudian untung label bagasi di tas belum ke buang juga,kemudian ama Gus nya di cocokkan kode bagasi tersebut yg sebelumnya di kirim oleh syeh Ali melalui wa, hanya ini tinggal petunjuknya,
Alhamdulillah, ternyata sesuai dan insyaalloh bener ini.

Esok paginya tas di antar di kamar Syeh Ali, ketika melihat itu beliau merasa bersyukur, kemudian Gusnya bilang pada Syeh tahu ngak tas kok bisa ketemu,ini karena saya tawasul pada Ahli badar.

dan Syeh Ali bilang sesuai janji saya yg menemukan akan saya kasih Hadiah,betul kemudian beliau minta No rekening Gus nya, ketika sampai Indonesia Syeh alu mentransfer sejumlah uang jutaan rupiah sebagi ucapan trimaksih. 

Ucapan trimaksih juga Syeh atas semuanya ,moga semua bisa ad manafaat dan barokahnya ,Aamiinx3. 


By hsn.